Pengeluaran Otonom (Definisi, Contoh) - Bagaimana Menghitung?

Apa itu Pengeluaran Otonom?

Pengeluaran otonom adalah sejenis pengeluaran wajib yang pasti dilakukan terlepas dari pendapatan. Dalam konsep jenis ini, pengeluaran terjadi di semua tingkat, apakah itu iuran pemerintah atau pembayaran apa pun dari seseorang. Hal ini juga dapat dianggap sebagai pertanda baik bagi perekonomian karena merupakan pemahaman umum bahwa jika pengeluaran otonom tinggi maka output juga tinggi pada tahun tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Belanja Otonom

Ada banyak faktor yang mempengaruhi belanja otonom.

# 1 - Tabungan

Faktor terpenting dalam pengeluaran otonom adalah tabungan yang dimiliki seseorang. Orang tersebut harus mendapat informasi yang baik tentang pengeluaran otonomnya yang tidak dapat dihindari sehingga dia harus mempertimbangkan tabungannya untuk hal yang sama. Ia harus memahami kapasitas dan kekuatannya dalam membelanjakan uang dengan bijaksana.

# 2 - Pinjaman

Satu situasi yang sangat sulit muncul ketika seseorang diharuskan mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Ketika pinjaman dikembalikan, itu akan dikembalikan dengan biaya bunga ditambahkan di atasnya yang membuatnya lebih mahal bagi individu. Oleh karena itu, peminjaman juga dianggap sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pengeluaran otonom.

# 3 - Faktor Pemerintah

Pemerintah juga memainkan peran yang sangat vital dalam mempertimbangkan belanja otonom. Pengeluaran tersebut dilakukan untuk rakyat untuk membuat bangsa kita lebih baik dalam banyak hal, misalnya perbaikan jalan, pembangunan jembatan, fasilitas metro dan kereta api. Pengeluaran ini dapat dianggap sebagai pemborosan bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian besar orang, hal tersebut merupakan kebutuhan dan oleh karena itu dianggap sebagai pengeluaran otonom.

# 4 - Kebijakan Perdagangan

Tidak hanya internal tetapi juga beberapa faktor eksternal yang bertanggung jawab atas pengeluaran otonom. Banyak negara memiliki kebijakan perdagangan dan pajak yang berbeda dan untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa kita harus berurusan dengan devisa untuk mendapatkan lebih banyak pengembalian dan sekarang ini adalah kebijakan perdagangan yang merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan saat menghitung pengeluaran otonom. .

Bagaimana Menghitung Pengeluaran Otonom?

Pengeluaran otonom dihitung secara statistik. Persamaan untuk mengetahui pengeluaran otonom diselesaikan dengan menggunakan representasi grafis.

Grafik di sini menggambarkan garis lurus yang memotong antara Pendapatan dan Pengeluaran. Garis tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran sama terlepas dari pendapatan di semua tahap.

Contoh

# 1 - Pengeluaran Pemerintah

  • Pengeluaran pemerintah adalah pajak yang harus kita bayar jika kita ingin hidup damai dan melanjutkan bisnis atau bekerja tanpa gangguan. Ada beberapa pajak yang telah dipungut oleh pemerintah misalnya pajak penghasilan minimum, pajak properti, pajak jalan, pajak air, dll.
  • Kita semua harus menghadapinya terlepas dari pendapatan atau keuntungan kita. Karena pemerintah juga melakukan upaya besar untuk membuat kehidupan sehari-hari kita mudah dan oleh karena itu sejumlah uang diperlukan untuk membuat kita tersedia semua fasilitas yang seharusnya diperoleh suatu negara seperti fasilitas metro atau kereta, toilet umum, jembatan, jalan raya, jalan tol, dll. Jadi itu termasuk dalam pengeluaran otonom.

# 2 - Kebutuhan Dasar untuk Hidup

Contoh terpenting dari pengeluaran otonom adalah kebutuhan dasar semua manusia yaitu pengeluaran untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal untuk hidup. Semua bekerja keras untuk makan dengan baik dan menjalani kehidupan yang baik tetapi hal-hal ini tidak dapat dicapai dengan mudah, seorang individu harus bekerja sangat keras untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka akan makanan, tempat tinggal, dan pendidikan untuk anak-anak mereka. Jenis pengeluaran ini juga merupakan pengeluaran otonom karena terjadi terlepas dari pendapatannya.

Perbedaan Antara Pengeluaran Otonom dan Pengeluaran yang Diinduksi

  • Ini tidak harus bergantung pada tingkat pendapatan sedangkan pengeluaran yang disebabkan bervariasi dengan setiap penurunan atau kenaikan pendapatan.
  • Pengeluaran yang dipicu dapat dihindari tetapi tidak ada ruang untuk menghindari pengeluaran otonom.
  • Di tingkat nasional, itu tidak tergantung pada tingkat Produksi Domestik Bruto negara sedangkan Pengeluaran yang Diinduksi bergantung pada tingkat Produksi Domestik Bruto negara.
  • Dapat juga dikatakan bahwa pengeluaran otonom tergantung adalah pengeluaran yang dibuat untuk kebutuhan dasar sedangkan pengeluaran yang diinduksi dibuat untuk kemewahan dan oleh karena itu harus bergantung pada tingkat pendapatan.

Kesimpulan

  • Itu tidak tergantung pada pendapatan riil. Ini adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang untuk menjalani kehidupan yang damai.
  • Kadang-kadang pengeluaran sangat diperlukan sehingga orang yang diminta untuk memenuhi kebutuhan harus mengambil pinjaman untuk menanggungnya dan kemudian biaya bunga juga dikaitkan dengannya.
  • Ini adalah komponen yang sudah diperbaiki karena tidak berbeda dengan situasi tertentu. Ini juga akan terjadi jika terjadi resesi dan tidak ada cara untuk menghindari pengeluaran pada jam sibuk tersebut.
  • Pengeluaran otonom tidak hanya merupakan faktor internal tetapi juga merupakan faktor eksternal. Banyak kebijakan perdagangan dan pajak pemerintah yang dikenakan sedemikian rupa sehingga eksportir atau importir diharuskan melakukan upaya ekstra untuk melindungi kerugian mereka di pasar karena di sini negara lain juga terlibat.
  • Oleh karena itu, untuk menyimpulkan, selalu disarankan untuk memeriksa pendapatan dan tabungan karena ini adalah faktor penting dalam perekonomian apa pun.

Artikel yang menarik...